Di sunahkan berbuka dengan kurma
Rasulullah Saw. bersabda :
إذا كان أحدكم صائما فليفطر على التمر فإن لم يجد التمر فعلى الماء فإن الماء طهور
Artinya : “Apabila diantara kalian berpuasa, berbukalah dengan kurma, jika tidak ada kurma, maka berbukalah dengan air, karena air itu suci”.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Al-Baihaqi dan Al-Hakim. Menurut Al-Hakim, hadits ini shahih berdasarkan kriteria persyaratan Imam Al-Bukhari. )
Nabi Saw, bersabda :
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُورٌ
Artinya : “Apabila diantara hendak berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma), jika tidak ada maka berbukalah dengan air, sebab air itu suci”
(Hr. Imam At-Turmizi, ia mengatakan “hadits ini hasan shahih”, diriwayatkan juga oleh Ibnu Khuzaiman didalam Shahihnya, Imam Ahmad didalam musnadnya, dan Imam Al-Baihaqi didalam Ma’rifatus Sunani wal Atsar).
Nabi Saw. bersabda :
مَنْ وَجَدَ تَمْرًا فَلْيُفْطِرْ عَلَيْهِ، وَمَنْ لَا يَجِدُ فَلْيُفْطِرْ عَلَى الْمَاءِ، فَإِنَّهُ طَهُورٌ
Artinya : “Barangsiapa yang mendapati kurma maka berbuka puasalah dengannya, dan barangsiapa yang tidak memiliki kurma maka berbukalah dengan air, sebab air itu suci” [HR. Ibnu Hibban didalam Shahihnya]
Nabi Saw. bersabda :
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ, فَإِنَّهُ بَرَكَةٌ , فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَمَاءٌ, فَإِنَّهُ طُهُورٌ
Artinya : “Apabila diantara kalian
berbuka puasa, maka berbukalah dengan tamr (kurma), sebab kurma itu barokah, namun apabila tidak ada maka berbukalah dengan air, lantaran air itu suci” [HR. Ibnu Khuzaimah didalam Shahihnya]
Hadits nabi Saw.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi shallallahu ‘alayhi wa Sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma muda), apabila tidak ada kurma muda (ruthab), maka beliau berbuka dengan kurma (tamar), dan jika tidak ada tamar, beliau meminum seteguk air” [HR. Abu Daud, At-Turmidzi, Al-Hakim, dan lain-lain, hadits ini shahih]
Di sunahkan berbuka dengan kurma jika tidak ada kurma maka dengan yg manis, karena di qiaskan dengan kurma
Al Imam Taqiyuddin Al Hushni dalam kifayatul ahyar berkata :
وَيسْتَحب أَن يفْطر على تمر وَإِلَّا فعلى مَاء للْحَدِيث وَلِأَن الحلو يُقَوي وَالْمَاء يطهر وَقَالَ الرَّوْيَانِيّ إِن لم يجد التَّمْر فعلى حُلْو لِأَن الصَّوْم ينقص الْبَصَر وَالتَّمْر يردهُ فالحلو فِي مَعْنَاهُ
Artinya : “Dan di sunahkan berbuka dengan kurma atau jika tidak ada maka dengan air, berdasarkan hadits ini. karena yang manis-manis itu menguatkan tubuh dan air itu membersihkan tubuh. Ar Rauyani berkata : ‘kalau tidak ada kurma maka dengan yang manis-manis. karena puasa itu melemahkan pandangan dan kurma itu menguatkannya, dan yang manis-manis itu semakna dengan kurma'” (Kifayatul Akhyar, 200).