Selasa, 18 April 2017

MENGIKUTI NATAL

1.   ANAK KANDUNG JADI WALI

Adakah Ashab Syafi’i yang memperbolehkan anak kandung menjadi wali dari ibunya sendiri?


Jawab :
Ada, yaitu Imam Muzani


Dasar pengambilan :

Al Syarqowi II / 219

(قوله فلا يزوّج بالبنوة) خلافا للمزنى كالأئمة الثلاثة.

Terjemah :
(perkataan : tidak boleh menikahkan sebab keturunan menjadi anak) berbeda dengan Imam Muzani seperti halnya Imam Tsalasah


Mughni Al Muhtaj III / 151

(ولا يزوّج ابن) امّه وان علت (ببنوّة) محضة خلافا للائمة الثلاثة والمزنى لأنّه لا مشاركة بينه وبينها فى النسب اذ انتسابها إلى ابيها وانتساب الابن إلى ابيه.

Terjemah :

(seorang anak tidak boleh menikahkan) ibunya sekalipun jalur ke atas sebab keturunan menjadi anak berbeda dengan Imam Tsaladah dan Imam Muzani dengan alasan tidak ada hubungan nasab antara anak dan ibunya. Karena jalur nasab ibunya kepada ayahnya sendiri sedang jalur nasab anak pada ayahnya.





2.    MENGIKUTI NATAL

Bolehkah orang Islam mengikuti perayaan natal dengan tujuan menghormati Nabi Isa AS?


Jawab :
Memang orang Islam diperbolehkan dengan non Islam untuk bekerja sama dan bergaul dengan umat agama lain dalam keduniaan.

Tetapi umat Islam tidak boleh mencampur adaukkan aqidahnya dengan aqidah agama lain. Walaupun perayaan natal itu tujuannya merayakan / menghormati Nabi Isa AS, tetapi natal itu tidak bisa lepas dari soal aqidah. Oleh sebab itu umat Islam tidak boleh mengikuti kegiatan agama lain.




Allah SWT berfirman:

QS. Al Hujurot : 13

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا  ۗ  اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Terjemah :

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.


QS. Al Kafirun : 1 – 2

Allah SWT berfirman:

قُلْ يٰۤاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ
لَاۤ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ


Terjemah :
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.


QS. Al Baqoroh : 42

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَـقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَـقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ


Terjemah :
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.

Tafsir Munir I / 94

الركون إلى الكفار والمعونة والنصرة امّا بسبب القرابة والمحبة مع اعتقاد أنّ دينه باطل فهذا لا يوجب الكفر إلاّ أنّه منهيّ عنه لانّ الموالاة بهذه قد يجرّه إلى استحسان كريقه والرّضا بدينه.


Terjemah :
Tertarik serta menolong orang kafir, adakalanya sebab menjadi kerabatnya atau memang menyayangi meraka. Sementara tetap berkeyakinan bahwa agama mereka batil (tidak benar) sikap demikian ini tidak mentebabkan kufur akan tetapi tetap tidak diperbolehkan (haram). Karena kasih sayang  demikian kadang akan mengakibatkan anggapan baik pada jalan meraka dan ridho dengan agama mereka.


Al Qoidah

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح

Terjemah :
Menghendari kerusakan didahulukan dari pada menarik kemaslahatan


Al Bujairomi Khotib 243

العمامة المعتادة لهم الآن وهل يحرم على غيرهم من المسلمين لبس العمامة المعتادة لهم وان جعل عليه علامة تميّز بين المسملين وغيرهم كورقة بيضاء مثلا ام لا لأنّ فعل ما ذكر يخرج به الفاعل عن زيّ الكفار فيه نظر والاقرب الاوّل لأنّ هذه العلامة لا يهتدى فيها لتمييز عن غيره حيث كانت العمامة المذكورة من ذي الكفار خاصة وينبغى انّ مثل ذلك فى الحرمة ما جرت به العادة من لبس طرطور اليهوديّ مثلا على سبيل السخريّة فيعزّر فاعل ذلك. انتهى.

Terjemah :
Shorban yang biasa mereka (non Islam) pakai sekarang, apakah haram bagi orang Islam untuk memakainya sekalipun diberi tanda yang membedakan ciri khas orang Islam dan non Islam. Seperti kertas putih ataukah diperbolehkan (tidak haram) karena dengan cara tersebut (memberi tanda bisa menghindarkan pelaku dari peradaban seperti orang kafir.  Dalam hal ini ada pertimbangan hukum dan yang lebih mendekati pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama (haram) sebab tanda tersebut belum bisa dijadikan petunjuk yang membedakan orang Islam dan non Islam sekira sorban tersebut tertentu dari orang kafir. Dan sesungguhnya menyamai hukum haram dengan masalah tersebut (sorban) adalah kebiasaan yang sudah berlaku misalnya memakai dengan tujuan menghina mereka maka orang yag berbuat seperti itu harus dita’zir.


Al Amru bitiba’i wa Nahi Ani Ibtida’i, Halaluddin Asy Suyuti, Cetakan “ Daru Ibnu Qoyyim” 1990 M / 1410 H : 146 – 147

(التشبه بالمشركين) ومن ذلك اعياد اليهودى او غيرهم من الكافرين او الاعاجم والاعراب الضالين لا ينبغى للمسلمين ان يتشبه بهم فى شيء من ذلك ولا يوافقهم عليه. قال الله تعالى لنبيه محمد صلى الله عليه وسلم ثم جعلنك على شريعة من الأمر فاتبعها ولا تتبع اهواء الذين لا يعلمون. إنهم لا يفنوا عنك من الله شيأ. وان الظالمين بعضهم اوليآء بعضز والله ولي المتقين (سورة الجاثية 18 – 19) ... الى ان قال : قد جآء عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : من أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه (أخرجه الطبرني) والتشبه بالكافرين حرام وان لم يقصد ما قصدوه بدليل ما روى ابن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم : من تشبه بقوم فهو منهم (أخرجه أحمد)


Terjemah :
(menyerupai orang – orang musyrik) termasuk diantaranya adalah kebiasaan-kebiasaan orang yahudi atau lainnya dari golongan orang – orang kafir atau orang non arab atau orang arab tidak boleh bagi orang Islam menyerupai dan melakukan apapun dari kebiasaan – kebiasaan meraka. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW “ kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang – orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-sekali tidak akan menolak darikamu sedikitpun dari (siksa) Allah. Dan sesungguhnya mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al Jatsiyah : 18 – 19) sampai perkataan mushonnif “ telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda “manusia yang paling berat siksaannya besok di hari qiyamat adalah orang Alim (mengerti hukum) yang tidak diberi manfaat ilmunya oleh Allah. (HR. Imam Thobroni). Menyerupai orang-orang kafir hukumnya haram sekalipun berbeda tujuan dengan mereka dengan dalil hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar dari Nabi SAW “ barang siapa menyerupai suatu golongan maka ia termasuk dari mereka” (HR. Imam Ahmad)





3.   POHON YANG MEMBIAK

Ada sebidang tanah milik Ali yang di dalamnya terdapat sedapur (serumpun bambu), oleh Ali bambu terebut dihibahkan atau dijual pada Umar dan boleh dibiarkan hidup selama-lamanya, demikian kata Ali kepada Umar. Akhirnya Ali meninggal dunia sedang tanah tersebut menjadi milik Qomari atau anaknya sebagai harta warisan.


Pertanyaan :

Apabila bambu itu berkembang biak menjadi dua atau tiga rumpun tetapi bertambah lebar. Milik siapakah bambu yang baru tersebut?

Kalau bambu yang baru itu tetap menjadi milik umar. Bagaimanakah jalan keluarnya agar tidak menjadi dhoror pada Qomari ?

Bolehkah Qomari menebang (menghabiskan) bambu tersebut tanpa seijin Umar ?


Jawab :
Semua bambu yang asli maupun yang berkembang milik Umar. Sedang setatus tanahnya menjadi milik Qomari sebagai ahli waris dan aqad pinjamannya terputus atau selesai.

Jalan keluarnya :

Apabila Qomari tidak mengizinkan maka Umar berkewajiban menebang semua bambu tersebut.

Jika Umar memaksa tetap tidak mau menebang maka Ia (Umar) berkewajiban membayar sewa tanah sesuai persetujuan dengan Qomari. Qomari boleh menebang semua bambu.


Dasar pengambilan :

Al Bajuri II / 156

(مسئلة) أعار ارضا مشتركة للبناء باا اذن بقية الشركاء صحت في حصته فقط وتبطل بموته فيستحق وارثه الاجرة من حينئذ كما ان حصة البقية لها حكم الغصب فتلزم المستعير على المعير او وارثه بعد التسليم ان لم يستوف المنفعة ولهم مطالبة الشريك بالاجرة ان وضع يده على الارض قبل اعارتها ثم يرجع بها على المساعير المستوفى المنفعة والا فلا رجوع

Terjemah :
(masalah) seeorang meminjamkan sebidang lahan perserikatan untuk mendirikan sebuah bangunan dengan tanpa izin anggota yang lain. Maka aqad pinjamnya sah dalam bagiannya (orang yang meminjamkan) saja. Dan aqad tersebut batal sebab ia meninggal dunia. Maka ketika itu (meninggal dunia) ahli warisnya berhak mendapatkan ujroh / upah. Sebagaimana hukum ghosob yang ada pada bagian anggota yang lain, wajib bagi pihak peminjam untuk membayar ujroh / upah tertinggi. Dan setiap masa (penyewaan) dianggap sesuai dengan keadaannya. Dan bagi pihak peminjam boleh meminta ganti rugi kepada pihak yang meminjamkan atau ahli warisnya setelah ia memberikan ujroh. Jikalau belum menggunakan manfaat (dari barang yang dipinjam) dan bagi anggota perserikatan yang lain boleh meminta kepada syarik (pihak yang meminjamkan lahan). Jika ia telah menunjukkan bagian lahan yang akan dipinjamkan sebelum ia meminjamkannya. Kemudian pihak meminjamkan boleh minta ujroh (ongkos) kepada pihak peminjam ketika telah menggunakan manfaat barang yang dipinjamkan. Jika belum menggunakan manfaatnya maka tidak boleh minta ganti rugi (ujroh).